Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!
jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..
karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir ☺️☺️☺️☺️
Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900
caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas↑↑
tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya
Rabu, 24 Oktober 2018
Selasa, 23 Oktober 2018
Bendera Tauhid: Di Indonesia Dibakar, Di Uhud Dipertahankan Mush'ab Bin Umair Sampai Terpotong Kedua Tanganya
Uhud bergolak pada tahun ketiga Hijriah. Di tengah perang yang berkecamuk, terlihat Mush’ab bin Umair tanpa kedua tangan. Darah bersimbah di sekujur tubuhnya. Dengan hanya lengan yang tersisa, dia berjuang mempertahankan Bendera Tauhid biar tak jatuh ke tangan kafir Quraisy.
“Allahu Akbar…Allahu Akbar…! Pekiknya dengan lantang.
Pria yang dikenal juga sebagai duta Islam pertama itu diamanahi membawa Panji Islam bertuliskan La Ilaaha Illallah Muhammad Rasulullah. Warnanya hitam. Kita mengenalnya dengan nama Ar Rayyah.
Saat itu situasi genting terjadi. Pasalnya pasukan pemanah yang berada di atas bukit termakan ghanimah dan melupakan perintah Nabi Muhammad SAW untuk tidak turun.
Mush’ab kemudian mengacungkan bendera setinggi-tingginya dan bertakbir sekeras-kerasnya, kemudian maju menyerang musuh.
Dia melaksanakan itu untuk menarik perhatian musuh kepadanya dan melupakan Rasulullah SAW. Tiba-tiba tiba musuh berjulukan Ibnu Qumaiah. Dengan menunggang kuda, dia kemudian menebas asisten Mush’ab hingga putus.
Mush’ab berteriak, “Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, yang sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul.”
Lalu Mush’ab memegang bendera dengan tangan kirinya sambil membungkuk melindunginya. Musuh kemudian menebas tangan kirinya hingga putus pula.
Tak ingin Panji Tauhid jatuh, Mush’ab membungkuk ke arah bendera, kemudian dengan kedua pangkal lengan meraihnya ke dada sambil berucap,”Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul.”
Musuh kemudian menyerang Mush’ab ketiga kali dengan tombak. Menusukkannya hingga tombak patah. Mush’ab pun gugur, dan Bendera Tauhid jatuh. Ia gugur sebagai bintang dan mahkota para syuhada.
Usai perang, Rasulullah bersama para sobat tiba meninjau medan pertempuran untuk memberikan perpisahan kepada para syuhada. Ketika hingga di kawasan terbaringnya jasad Mush’ab, Rasulullah SAW tak kuasa menahan tangis. Air mata menganak sungai dengan deras.
Tak sehelai pun kain untuk menutupi jasad Mush’ab selain sehelai burdah. Andai ditaruh di atas kepalanya, terbukalah kedua belah kakinya. Sebaliknya bila ditutupkan di kakinya, terbukalah kepalanya.
Rasulullah SAW bersabda, “Tutupkanlah ke bab kepalanya, dan kakinya tutuplah dengan rumput idzkhir!”
Sambil memandangi burdah yang dipakai untuk kain epilog itu, Rasulullah SAW berkata, “Ketika di Makkah dulu, tak seorang pun saya lihat yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya daripadanya. Tetapi kini ini, dengan rambutmu yang kusut masai, hanya dibalut sehelai burdah.”
Setelah melayangkan pandang, ke arah medan tubruk serta para syuhada, kawan-kawan Mush’ab yang tergeletak di atasnya, Rasulullah berseru, “Sungguh, Rasulullah akan menjadi saksi nanti di hari kiamat, bahwa kalian semua yaitu syuhada di sisi Allah!”
Lebih dari 1.400 an tahun yang kemudian kisah ini terjadi. Fakta. Bukan dongeng. Kini, kebalikan dari insiden heroik itu terjadi di bumi Indonesia. Bendera Tauhid dibakar di sebuah negara yang secara umum dikuasai penduduknya beragama Islam.
Wajah-wajah para pembakar Ar-Rayyah terlihat bahagia. Bergembira dengan apa yang dilakukannya. Tepat di Hari Santri di sebuah sudut Garut, Jawa Barat, Ahad kemarin.
Mereka menyerupai makhluk amnesia sejarah. Lupa atau mungkin sengaja melupakan bagaimana seorang Mush’ab bin Umair dengan gigih mempertahankan Bendera Tauhid ketika kedua tangannya tak lagi ada di tubuhnya.
Erwyn Kurniawan
WAJADA.NET
Musuh kemudian menyerang Mush’ab ketiga kali dengan tombak. Menusukkannya hingga tombak patah. Mush’ab pun gugur, dan Bendera Tauhid jatuh. Ia gugur sebagai bintang dan mahkota para syuhada.
Usai perang, Rasulullah bersama para sobat tiba meninjau medan pertempuran untuk memberikan perpisahan kepada para syuhada. Ketika hingga di kawasan terbaringnya jasad Mush’ab, Rasulullah SAW tak kuasa menahan tangis. Air mata menganak sungai dengan deras.
Tak sehelai pun kain untuk menutupi jasad Mush’ab selain sehelai burdah. Andai ditaruh di atas kepalanya, terbukalah kedua belah kakinya. Sebaliknya bila ditutupkan di kakinya, terbukalah kepalanya.
Rasulullah SAW bersabda, “Tutupkanlah ke bab kepalanya, dan kakinya tutuplah dengan rumput idzkhir!”
Sambil memandangi burdah yang dipakai untuk kain epilog itu, Rasulullah SAW berkata, “Ketika di Makkah dulu, tak seorang pun saya lihat yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya daripadanya. Tetapi kini ini, dengan rambutmu yang kusut masai, hanya dibalut sehelai burdah.”
Setelah melayangkan pandang, ke arah medan tubruk serta para syuhada, kawan-kawan Mush’ab yang tergeletak di atasnya, Rasulullah berseru, “Sungguh, Rasulullah akan menjadi saksi nanti di hari kiamat, bahwa kalian semua yaitu syuhada di sisi Allah!”
Lebih dari 1.400 an tahun yang kemudian kisah ini terjadi. Fakta. Bukan dongeng. Kini, kebalikan dari insiden heroik itu terjadi di bumi Indonesia. Bendera Tauhid dibakar di sebuah negara yang secara umum dikuasai penduduknya beragama Islam.
Wajah-wajah para pembakar Ar-Rayyah terlihat bahagia. Bergembira dengan apa yang dilakukannya. Tepat di Hari Santri di sebuah sudut Garut, Jawa Barat, Ahad kemarin.
Mereka menyerupai makhluk amnesia sejarah. Lupa atau mungkin sengaja melupakan bagaimana seorang Mush’ab bin Umair dengan gigih mempertahankan Bendera Tauhid ketika kedua tangannya tak lagi ada di tubuhnya.
Erwyn Kurniawan
WAJADA.NET
Jumat, 19 Oktober 2018
Soal Latihan Autocad 2D
SOAL LATIHAN AUTOCAD 2D TGB
MENGGANGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK th 2015
AUTOCAD DASAR 2D (VERSI AUTOCAD 2010)
MENGGANGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK th 2015
AUTOCAD DASAR 2D (VERSI AUTOCAD 2010)
Menggambar dengan perangkat lunak merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di Sekolah Menengah kejuruan yang memiliki paket keahlian Teknik Gambar Bangunan :
Adapun bidang garapan pelajaran ini ialah :
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Pengenalan AutoCAD
3. Perintah dasar menggambar dengan AutoCAD
4. Perintah Dasar Memodifikasi Gambar dengan AutoCAD
5. Fasilitas Pendukung Gambar Dengan AutoCAD
6. Cara Mencetak Gambar
soal latihan Autocad 2D :
1. Perintah Draw ( Download )
2. Perintah Modify ( Download )
3. Layer dan dimension ( Download )
4. Latihan Membuat Kop Gambar ( Download )
5. Latihan Membuat Denah LT 1 ( Download )
6. Latihan menciptakan Gambar Potongan LT 1 ( Download )
7. Latihan menciptakan Gambar Tampak LT 1 ( Download )
Senin, 15 Oktober 2018
Sabtu, 13 Oktober 2018
Salah Satu Satria Islam Terbesar
Salah satu pendekar besar Islam yang banyak dikenang dan diingat orang yaitu seorang panglima yang berjulukan Thariq bin Ziyad.
Thariq yaitu salah seorang panglima besar dalam sejarah Islam yang merupakan prajurit Kerajaan Umawiyah (Bani Umayyah). Tak banyak yang tahu ia yaitu seorang muallaf bekas budak dari bangsa Barbar.
Setelah Musa bin Nushair membuka jalan pasukan Islam di Afrika bab Utara (negeri Maghrib/Maroko), Thariq bin Ziyad, anak buah terbaik Musa menyempurnakannya dengan menaklukkan Andalusia.
Salah satu diam-diam mengapa agama Islam begitu diterima di wilayah-wilayah yang ditaklukkannya alasannya yaitu umat Islam tidak memperbudak dan bukan bertujuan mengusai, akan tetapi tujuannya yaitu membebaskan wilayah tersebut. Membebaskannya dari kezaliman penguasa dan hukum-hukum yang tidak adil.
Oleh alasannya yaitu itu, kita jumpai wilayah-wilayah yang ditaklukkan umat Islam, penduduk pribuminya berbondong-bondong memeluk agama Islam.
Sebelum umat Islam menguasai Andalus, daratan itu dikuasai oleh seorang raja zalim yang dibenci oleh rakyatnya, yaitu Raja Roderick. Di sisi lain, isu wacana keadilan umat Islam masyhur di masyarakat seberang Selat Gibraltar ini.
Oleh alasannya yaitu itu, orang-orang Andalusia sengaja meminta tolong dan memberi jalan kepada umat Islam untuk menggulingkan Roderick dan membebaskan mereka dari kezalimannya.
Thariq mulai masuk Andalus tahun 710 M. Dan pada 28 Ramadhan 92 H bertepatan dengan 18 Juli 711 M, pecah perang Sidonia selama 9 hari. Dan atas izin Allah kemenangan pertama umat Islam di Benua Eropa berhasil didapat dengan gilang gemilang.
Allahu Akbar!
Sabtu, 06 Oktober 2018
Satu Dongeng Pedih Dari Palu #Islamselamatkannegeri
“Semuanya musnah, tak berbekas A!”, ungkapnya terbata-bata. Di ujung sana, terdengar bunyi isak tertahan. “Habis. Habis semua A…banyak yang korban! Terbawa gelombang tsunami!”
“Alhamdulillah saya dan istri diselamatkan Allah SWT! Padahal pada ketika kejadian saya dan istri sudah menyerahkan sepenuhya kepada Allah apapun yang akan terjadi. Sesaat setelah gempa, ketika orang-berlarian menjauh dari pantai. Saya dan istri justru masuk ke dalam masjid. Sholat. Kami berdua berprinsip sekalipun kami mati. Biarlah mati dalam keadaan sedang sholat di dalam masjid.
Gempa, susul menyusul. Sebelum takbir untuk sholat Magrib, kami melihat lampu gantung di masjid berayun sangat kencang, akhir guncangan gempa. Takbir bersahutan di dalam masjid, yang diucapkan dari mulut-mulut dan jiwa penuh rasa takut. Gema keagungan nama Allah, menyelusup sepenuhnya ke dalam alirah darah. Berpadu dengan detak nadi dan degup jantung kami. Tak terasa air mata deras mengalir disela-sela dzikir takbiratul ihram. Allahu Akbar!
Saat membaca do’a iftitah, jiwa dan diri sepenuhnya diserahkan kepada Allah…Inna sholatii wannusukii wamahyayya wamamati. Lillahi robbil alamiin…. Kami khusu sholat dalam ketakutan yang teramat sangat dengan guncangan demi guncangan. Tubuh kami oleng oleh guncangan sangat keras. Kaki kami menyerupai berada di atas gelombang. Terguncang sangat kencang.
Saat sholat selesai, kami menuju pintu masjid untuk keluar. Allahu Akbar…air! Dimana-mana air menerjang ke segala arah. Jeritan-jeritan ketakutan dan histeris menambah kegetiran yang terjadi ketika itu. Suara gemuruh, berderak dan gemeletak menyertai anutan air deras. Saya pegang ajun istri saya. Bahunya saya peluk dekat di dada saya. Biarlah kami mati bersama dengan keihlasan. Sambil verbal tidak henti, bertakbir dan bertasbih. Mulut dan hati tak putus terus berdoa. Selamatkan kami ya Allah, seandainya Engkau berkehendak kami selamat. Matikanlah kami Ya Allah, seandainya itu lebih baik bagi kami. Kami ikhlas….Allahu Akbar. Allahu Akbar. Allohu Akbar… bibir kami terus bertakbir. Tidak henti! Mata menatap kepada murkanya alam ketika itu!
Atas kehendak Allah, keajaiban terjadi. Gelombang besar tsunami dari pantai yang melibas dan meluluh lantakan seluruh bangunan yang dilewatinya. Anehnya, anutan air berbelok pada ketika akan melewati masjid. Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar! Takbir kembali berkumandang bersamaan dengan keajaiban tadi. Kami yang berada di dalam masjid justru dapat selamat. Sementara, orang-orang yang berlarian menyelamatkan diri ke segala arah, yang berdasarkan mereka aman. Malah terbawa gelombang air bah yang maha dahsyat. Sebuah hotel yang cukup terkenal, bahkan nyaris rata dengan tanah. Hanya tumpukan puing-puing tembok beton, dan mencuatnya besi beton yang membengkok tak beraturan! Rumah kami yang hanya berjarak ratusan meter dari pantai. Lenyap tak berbekas!
Sesaat setelah guncangan gempa pertama. Sempat menelepon Kakak di Garut, menceritakan terjadinya gempa sebelum tsunami. Namun, hubungan segera terputus sesaat setelah guncangan gempa berikutnya. Kini, kami terdampar di tenda pengungsian di hari kedua. Perut kamipun sudah dua hari tidak kemasukan makanan barang sesuap pun. Atas pinjaman dari relawan kami berhasil memberi kabar kepada keluarga di Garut. Bahwa, kami selamat dari bencana. Walaupun, hanya dengan baju lembap yang menempel di tubuh dan belum makan selama dua hari.
Terbayang lagi insiden sebelum gempa. Pada hari Jum’at 28 September 2018 sesaat menjelang upacara pembukaan Festival Pesona Palu Nomoni. Seorang Habib diundang dalam suatu program pengajian. Sang Habib menasihati kepada pemda biar pada waktu program Festival itu jangan dilakukan upacara sesajen seperi tahun sebelumnya. Karena hal itu bertentangan dengan syari’at agama. Panitia berjanji, akan menta’ati saran dari Habib. Kemudian dinasihati juga, selama program ekspo para hadirin yang hadir untuk tidak melaksanakan perbuatan atau tindakan asusila.
Lain di verbal lain di hati, ternyata panitia pelaksana di hari H malah tetap melaksanakan upacara sesajen. Banyak santri waktu itu yang menolak dan mengingatkan panitia. Tapi, panitia tak bergeming. Para santri yang juga anggota FPI dan masyarakat muslim pun menghadap kepada Habib atas apa yang akan dilakukan oleh panitia. Habib tidak berkata apapun. Dia hanya berkata, kalian jangan mengambil tindakan apapun. Kita serahkan saja semuanya pada Allah. Ternyata benar…terjadilah apa yang berdasarkan kehendak Allah!
Mata tertuju kepada istri saya yang sedang tidur terlelap dengan ganjal terpal seadanya. Kami masih di tenda, entah hingga kapan. Pagi tadi masih sempat menelepon Kakak lagi, atas kebaikan seorang relawan FPI yang meminjamkan hapenya. Doakan kami tabah dan tetap dalam kesabaran. Tidak hingga melaksanakan penjarahan menyerupai yang dilakukan sebagian kecil orang-orang yang mengatasnamakan kelaparan…
(Diceritakan kembali dari saudara kandung adik ipar, yang bercerita via handphone)
_DESS2018_
Kamis, 04 Oktober 2018
Tutorial Autocad 2 Dimensi Dan 3 Dimensi
Video Tutorial oleh : H. Hasrul, ST
1) Membuat Garis AS Denah Rumah
1) Membuat Gambar Kolom
3) Membuat Gambar Pintu Dan Jendela
4) Membuat Gambar Dinding Rumah
5) Menuliskan Nama Ruang Pada Denah
6) Menampilkan Dimensi / Ukuran Denah Rumah
7) Menggambar Tampak Depan 01
NANTINAN VIDEO LAINNYA YANG DALAM PROSES....
Langganan:
Postingan (Atom)